Wayne Mark Rooney
October 24 1985, Striker Of Manchester United
Javier Hernandes Balcazar
Juny 1 1988, Striker Of Manchester United
Ryan Joseph Willson Giggs
November 29 1973, Winger Of Manchester United
Nicholas Edward Powell
March 23 1994, Midfield Of Manchester United
Robin van Persie
August 6 1983, Striker Of Manchester United
Jumat, 25 Oktober 2013
Senin, 14 Oktober 2013
Database Terdistribusi
Database Terdistribusi
Database
terdistribusi adalah sebuah database
logic yang tersimpan secara fisik
pada beberapa komputer yang terdapat pada beberapa lokasi dengan terkoneksi
pada sebuah jaringan. Jaringan tersebut harus bisa menyediakan akses bagi user
untuk melakukan sharing data. Terdapat dua macam sifat dari database
terdistribusi yaitu Heterogenous dan Homogenous. Homogenous artinya suatu
database terdistribusi dimana data di distribusikan pada beberapa komputer
dengan menggunakan DBMS(database management system) yang sama. DBMS digunakan
pada database terdistribusi untuk
melakukan koordinasi data pada beberapa node. Sedangkan Heterogenous adalah kebalikan dari Homogenous dimana data di sebarkan dengan menggunakan
DBMS yang berbeda.
Tujuan utama
dari database terdistribusi menyediakan kemudahan untuk mengakses data bagi
user pada banyak lokasi yang berjauhan. Untuk mencapai tujuan ini system dari
database terdistribusi harus menyediakan apa yang di sebut location transparency yang artinya seorang user dalam mengakses data
tidak akan terbatas pada tempat, di manapun dia berada user dapat mengakases
data. Tujuan kedua dari database terdistribusi adalah local autonomy, yaitu kemampuan untuk
mengatur database local dan mengoperasikannya secara sendiri –
sendiri jika terjadi error atau kerusakan pada koneksi antar
komputer.
Ada dua macam
teknologi yang di gunakan untuk membangun sebuah database terditribusi. Yang
pertama adalah synchronous distributed database technology dimana data yang
terhubung pada suatu jaringan akan selalu ter-update sehingga user pada
beberapa tempat dapat mengakses data. Sedangkan
teknologi yang lain yaitu asynchronous
distributed database technology di mana
system akan menyediakan suatu kopi dari replikasi data pada beberapa node
sehingga local server dapat mengakses data tanpa harus keluar dari jaringan
lokal. Metode yang biasa di gunakan yaitu
Replication serta circular Replication.
Replikasi database
Adapun salah satu cara untuk mendistribusikan database
adalah dengan replikasi.
Ada 5 keuntungan dari replikasi data yaitu :
1. Reliability
jika sebuah sistem yang menyimpan suatu database mengalami kerusakan maka
sistem lain dapat menemukan kopi dari database yang di maksud pada node yang
lain yang tidak mengalami kerusakan system karena database di simpan pada
beberapa node.
2. Fast response
setiap situs mempunyai kopi dari database sehingga proses query data dapat
berjalan lebih cepat.
3. Node
decoupling setiap transaksi data bisa di proses tanpa koordinasi antar jaringan
sehingga jika sebuah node sibuk atau mengalami kesalahan maka akan ada sistem
tersendiri yang menangani koordinas antar data.
4. Reduced network
trafic at prime time kemampuan sistem untuk memindahkan transaksi database pada
jaringan yang sedang tidak sibuk atau berfungsi dengan tidak sebagaimana
mestinya.
Circular replication mengatasi kelemahan dalam replikasi
data. Bila dalam replikasi biasa replikasi data hanya berjalan pada satu arah,
maka pada circular replication replikasi data akan berlangsung secara circular
.
Dalam Circular Replication, juga di sebut replikasi multi
master, replikasi data tidak hanya berjalan satu arah, tapi ke semua simpul
sehingga database pada semua simpul akan tetap sama. Tapi replikasi tidak akan
terjadi pada simpul yang melakukan replikasi itu sendiri, hal ini di tangani
oleh sintaks ‘replicate-same-server = 0’ pada file konfigurasi mysql.
Hal – hal yang penting dalam pengaturan circular
replication :
• Server-id : pada
masing – masing simpul, server-id harus unik
• Replicate-do-db
: bagi server slave perintah ini
digunakan untuk mendapatkan database yang di replikasi
•
Binlog-do-db : bagi master
perintah ini di gunakan untuk mengirim
database yang di replikasikan pada slave.
•
replicate-same-server-id : di gunakan bagi semua node sebagai tanda
untuk tidak mereplikasi database pada diri
mereka sendiri
•
auto_increment_increment : mengontrol nilai iterasi pada setiap
pelaksanaan nilai AUTO_INCREMENT
•
auto_increment_offset : nilai awal dari nilai kolom AUTO_INCREMENT
• master-host :
Nomor IP dari master
• master-user :
user yang di buat pada master yang di gunakan oleh slave untuk melakukan
replikasi
• master-passsword : password yang mengijinkan
slave untuk melakukan replikasi data.
Karakteristik database terdistribusi yaitu :
Kumpulan data yang digunakan bersama secara logic
tersebar pada sejumlah computer yang berbeda
Komputer yang dihubungkan menggunakan jaringan
komunikasi.
Data pada masing-masing situs dapat menangani
aplikasi-aplikasi local secara otonom.
Data pada masing situs di bawah kendali satu DBMS.
Masing-masing DBMS berpartisipasi dalam sedikitnya satu
aplikasi global.
Bentuk-bentuk Topologi Distribusi Data :
1. Partialy Connected
Network Reliability rendah, biaya dapat ditekan Kontrol
manajemen tidak terjamin.
2. Tree Structured Network
Bersifat sentral, control manajemen lebih terjamin Kalau
node pusat rusak, semua akan rusak. (setiap proses dimulai dari bawah).
3. RingNetwork
Rusak satu, yang lain masih berjalan Kontrol manajemen
kurang terjamin karena bersifat dsesentralisasi.
4. StarNetwork
Rusak satu, yang lain masih berjalan Kontrol manajemen
kurang terjamin karena bersifat dsesentralisasi.
5. Fully Connected Network
Kalau salah satu node rusak, yang lainnya masih dapat
berjalan (biaya mahal), kontrol manajemen tidak terjamin.
Keuntungan Distribusi Database
Pengawasan distribusi dan pengambilan data Jika beberpa
site yang berbeda dihubungkan, seorang pemakai yang berada pada satu site dapat
mengakses data pada site lain. Contoh : sistem distribusi pada sebuah bank
memungkinkan seorang pemakai pada salah satu cabang dapat mengakses data cabang
lain.
Reliability dan availability Sistem distribusi dapat
terus menerus berfungsi dalam menghadapi kegagalan dari site sendiri atau mata
rantai komunikasi antar site.
Kecepatan pemrosesan query Contoh : jika site-site gagal
dalam sebuah sistem terdistribusi, site lainnya dapat melanjutkan operasi jika
data telah direplikasi pada beberapa site.
Otonomi lokal Pendistribusian sistem mengijinkan
sekelompok individu dalam sebuah perusahaan untuk melatih pengawasan lokal
melalui data mereka sendiri. Dengan kemampuan ini dapat mengurangi
ketergantungan pada pusat pemrosesan.
Efisiensi dan fleksibel Data dalam sistem distribusi
dapat disimpan dekat dengan titik diman data tersebut dipergunakan. Data dapat
secara dinamik bergerak atau disain, atau salinannya dapat dihapus.
Kekurangan Distribusi Database
Harga software mahal Hal ini disebabkan sangat sulit
untuk membuat sistem database distribusi.
Kompleksitas Site-site beroperasi secara paralel sehingga
lebih sulit untuk menjamin kebenaran dan algoritma. Adanya kesalahan mungkin
tak dapat diketahui.
Biaya pemrosesan tinggi Perubahan pesan dan penambahan
perhitungan dibutuhkan untuk mencapai koordinasi antar site.
Sulit menjaga keutuhan data Banyaknya pengaksesan data
membuat kurangnya sekuritas terhadap data yang telah terdistribusi.
Kurangnya standar Tidak ada tool atau metodologi untuk
membantu user mengubah database terpusat ke database terdistribusi.
Kurang pengalaman Sistem DB terdistribusi bertujuan umum
(generalpurpose) tidak sering digunakan. Yang digunakan adalah sistem prototype
yang dibuat untuk satu aplikasi
Perancangan basis data lebih kompleks Sebelumnya menjadi
keuntungan. Tetapi karena distribusi menyebabkan masalah sinkronisasi dan
koordinasi, kontrol terdistribusi menjadi kerugian atau kekurangan di masalah
ini.
Permasalahan yang ada pada Database Distribusi
Distributed database memang memiliki banyak keunggulan
terlebih untuk struktur organisasi saat ini. Namun diantara keunggulan itu,
distributed database juga memungkinkan suatu sistem menjadi lebih kompleks,
karena banyaknya database yang tersebar dan jumlah data yang banyak dan terus
meningkat didalam suatu organisasi maupun perusahaan. Jika suatu database
memiliki sejumlah data yang tersimpan dengan banyak query dan tabel, suatu permintaan
mengakibatkan proses pencarian data atau source data menjadi lambat Selain itu
banyaknya user yang dapat mengakses suatu tampilan web atau web display suatu
sistem informasi juga menjadi lambat.
Pada source data konvensional perlu dilakukan query bertingkat.
Source data dilakukan mulai dari table yang satu kemudian tabel yang lain lalu
ke query yang satu ke query yang lain. Bayangkan jika ada ratusan atau ribuan
tabel dan query didalam suatu database, kemudian database itu terdistribusi
sehingga terjadi hubungan antara database yang satu dengan yang lain. Berapa
lama waktu yang dibutuhkan hanya untuk memberikan satu tampilan web?, Dari penjelasan di atas, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :
Apakah proses view karena query bertingkat sudah ada
penelitiannya?
Berapa dampak dari lambatnya sebuah proses akibat query
bertingkat?
Metode apa untuk mempercepat proses display pada suatu
sistem database terdistribusi?
Apa kelemahan dan kelebihannya dengan metode baru yang
diusulkan ini?
Literature review
Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai
distributed database. Dalam upaya pengembangan distributed database ini perlu
dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian
yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan
(identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel),
mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian
sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya
sama dibidang ini. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut :
Penelitian ini dilakukan oleh Jun Lin Lin dan Margaret H.
Dunham dari Southerm Methodist University dan Mario A. Nascimento berjudul “ A
Survey of Distributed Database Checkpointing”. Penelitian ini membahas mengenai
checkpointing pada database terdistribusi dan pendekatan-pendekatan yang
digunakan. Penelitian ini bermula dari adanya banyak survey yang dilakukan
berkenaan dengan proses recovery database, dan banyak teknik yang diusulkan
untuk mengatasinya. Dengan distributed database checkpointing, dapat mengurangi
waktu proses recovery suatu kegagalan didalam database terdistribusi.
Checkpointing dapat digambarkan sebagai suatu aktivitas menulis informasi ke
penyimpanan yang stabil selama operasi normal dalam rangka mengurangi jumlah
pekerjaan pada saat restart. Penelitian ini membantah bahwa sedikit batasan dan
sedikit sumber daya menjadi masalah dalam pendekatan database terdistribusi,
serta Membantah bahwa checkpointing hanya dapat digunakan untuk sistem
distribusi banyak multidatabase. Meskipun penelitian ini telah banyak dilakukan
namun cukup rumit dalam implementasinya. Dengan penelitian ini kita dapat
mengembangkan database terdistribusi dengan checkpointing untuk mempercepat
proses recovery database.
Penelitian ini dilakukan oleh David J. DeWitt dari
Universitas Wisconsin dan Jim Gray tahun 1992 berjudul “Parallel Database
Systems:The Future of High Performance Database Processing”. Penelitian ini
dilakukan dengan Konsep database terdistribusi yang merupakan database yang
disimpan pada beberapa komputer yang terdistribusi satu sama lain. Pada
penelitian ini, dijelaskan Sistem database paralel mulai menggantikan Mainframe
komputer besar untuk pengolahan data dan transaksi tugas. Paralel database
komputer memiliki arsitektur yang berkembang dari penggunaan perangkat lunak
yang eksotik untuk perangkat keras yang paralel. Seperti kebanyakan aplikasi,
user menginginkan hardware sistem database yang murah, cepat. Ini menyangkut
tentang prosesor, memori dan disk. Akibatnya, konsep hardware database yang
eksotis tidak sesuai untuk teknologi saat ini. Di lain sisi, ketersediaan
microprocessors cepat, murah dan kecil menjadi paket standar murah tapi cepat
sehingga menjadi platform yang ideal untuk sistem database paralel. Stonebraker
mengusulkan rancangan sederhana untuk spektrum disain yaitu shared memory,
shared disk dan shared nothing. Dan bahasa yang digunakan dalam database adalah
SQL sesuai dengan standar ANSI dan ISO. Dengan penelitian ini, kita dapat
mengembangkan sistem database agar dapat digunakan diberbagai ruang lingkup.
Penelitian ini dilakukan oleh Carolyn Mitchell dari
Norfolk State University berjudul “Components of a Distributed Database” tahun
2004. Penelitian ini membahas tentang komponen-komponen didalam database. Salah
satu komponen utama dalam DDBMS adalah Database Manager. “Sebuah Database
Manager adalah perangkat lunak yang bertanggung jawab untuk memproses segmen
data yang didistribusikan. Komponen utama lainnya adalah Query User Interface,
yang merupakan sebuah program klien yang bertindak sebagai sebuah antarmuka
untuk Transaksi Manager yang terdistribusi..” Sebuah Transaksi Manager
terdistribusi adalah program yang menterjemahkan permintaan dari pengguna dan
mengkonversi mereka ke query database manager, yang biasanya didistribusikan.
Sebuah sistem database yang terdistribusi terbuat dari kedua manajer yaitu
Database Manager dan Transaksi Manager Terdistribusi.
Penelitian yang dilakukan oleh Hamidah Ibrahim, “Deriving
Global Integritas Dan Local Rules For Distributed Database. Fakultas Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Putra Malaysia, 43400 UPM Serdang.
Ibrahim mengatakan bahwa tujuan terpenting didalam database sistem adalah
menjamin konsistensi data, yang berarti bahwa data yang terdapat dalam database
harus baik dan akurat.Didalam pelaksanaan untuk menjaga konsistensi perubahan
data sangat sulit, khususnya untuk didistribusikan dalam database. Dalam
tulisan ini, menjelaskan sebuah algoritma penegakan aturan berdasarkan
mekanisme untuk didistribusikan database yang bertujuan meminimalisir jumlah
data yang harus ditransfer atau diakses diseluruh jaringan yang menjaga
konsistensi dari database di satu situs, yaitu di situs mana pembaruan perlu
dilakukan. Teknik ini disebut sebagai tes integritas generasi, yang berasal
dari local dan global integritas, dan aturan yang telah efektif dapat
mengurangi biaya kendala dalam memeriksa suatu data yang telah didistribusikan
dalam lingkungan. Didalam penelitian ini upaya telah berhasil didalam
menghasilkan sebuah sistem sentralistik yang besar tingkat kehandalan dan
kesegarannya sehubungan dengan integritas data.
Penelitian yang dilakukan oleh Steven P. Coy. “Security
Implication of the Choice of Distributed Database Management System Model:
Relational Vs Object Oriented. University of Maryland bahwa keamanan data harus
dibenahi ketika mengembangkan database dan diantaranya memilih antara
relational dan object oriented model. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan,
terutama dari segi efektifitas dan efisiensi, juga apakah sekuritas dan
integritas ini memakan sumber daya yang terlalu besar tidak semata mata fitur
keamanan. Disimpulkan bahwa kedua pilihan ini akan mempengaruhi kekuatan dan
kelemahan dari database tersebut. Untuk centralized database kedua model ini
bisa dikatakan sama baiknya. Namun untuk distributed database, relational model
unggul dibidan sekuritas. Ini lebih banyak disebabkan bahwa object oriented
model database masih kurang maturitasnya. Tetap saja didalam lingkungan
heterogenous, proses integritasnya masih menimbulkan masalah. OODBMS tetap saja
masih perlu perkembangan teknologi lebih lanjut, namun di lingkungan
homogenous, OODBMS dapat menjadi pilihan yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Stephane Gançarski,
Claudia León, Hubert Naacke, Marta Rukoz and Pablo Santini yang berjudul
“Integrity Constraint Checking in Distributed Nested Transactions over a
Database Cluster” adalah sebuah solusi untuk memeriksa integritas dan kendala global
dalam berhubungan multi database sistem. Penelitian ini juga menyajikan hasil
eksperimental yang diperoleh atas solusi PC cluster dengan Oracle9i DBMS.
Tujuan adalah melakukan eksperimentasi untuk mengukur waktu yang dihabiskan
dalam memeriksa kendala global dalam sistem yang terdistribusi. Alhasil
menunjukkan bahwa overhead berkurang hingga 50% dibandingkan dengan pemeriksaan
integritas yang terpusat. Studi menunjukkan bahwa sistem berkemungkinan besar
melanggar referential integritas dan global conjunctive constraints. Namun
dengan cara distributed nested transactions, dengan adanya eksekusi dan
parallelism, integritas dapat lebih terjamin.
Penelitian ini dilakukan oleh Allison L. Powell James
C.dkk, Perancis Departemen Ilmu Komputer Universitas Virginia, berjudul
berjudul The Impact of Database Selection on Distributed Searching. Penelitian
ini menjelaskan bahwa distributed searching terdiri dari 3 bagian yaitu
database selection, query processing, dan results merging. Cukup beberapa
database yang dijadikan database seleksi (tidak semuanya) dan performa akan
meningkat cukup signifikan. Bila seleksi database dilakukan dengan baik,
pencarian secara distributed akan berkinerja lebih baik dibandingkan pencarian
secara sentralisasi. Pencarian database juga ditambahkan proses seleksi dan
ranking sehingga secara potensial meningkatkan efektifitas pencarian data.
Penelitian ini dilakukan oleh Yin-Fu Huang dan HER
JYH-CHEN (2001) dari Universitas Nasional Sains dan Teknologi Yunlin Taiwan,
berjudul Fragment Allocation in Distributed Database Design. Pada penelitian
ini menjelaskan mengenai Wild Area Network (WAN), fragmen alokasi adalah isu
utama dalam distribusi database desain karena kekhawatiran kinerja keseluruhan
didistribusikan pada system database. Disini system yang diusulkan sederhana
dan modelnya yang komprehensif mencerminkan aktivitas transaksi yang
didistribusikan dalam database. Berdasarkan model dan informasi transaksi, dua
bentuk algoritma dikembangkan untuk mendapatkan alokasi yang optimal seperti
total biaya komunikasi yang sebisa mungkin diminimalkan. Hasilnya menunjukkan
bahwa alokasi fragmentasi ditemukan dengan menggunakan algoritma yang tepat
akan menjadi lebih optimal. Beberapa penelitian juga dilakukan untuk memastikan
bahwa biaya rumus dapat benar-benar mencerminkan biaya komunikasi didunia
nyata.
Penelitian ini dilakukan oleh Nadezhda Filipova dan
Filcho Filipov (2008) dari University of Economics. Varna, Bul. Kniaz BorisI
berjudul Development of database for distributed information measurement and
control system. Penelitian ini menjelaskan mengenai pengembangan database dari
pengukuran informasi yang didistribusikan dan sistem kontrol yang menerapkan
metode optik untuk plasma spectroscopy fisika dan penelitian atom collisions
dan menyediakan akses untuk mendapat informasi dan sumber daya perangkat keras
di jaringan Intranet/Internet, berdasarkan database pada sistem manajemen
database Oracle9i. Perangkat lunak klien yang diwujudkan adalah dalam Java
Language. Perangkat lunak ini dikembangkan dengan menggunakan model arsitektur,
yang memisahkan aplikasi data dari komponen grafis presentasi dan masukan
pengolahan logika. Berikut grafis presentasi telah dilaksanakan, pengukuran
radiasi dari Spectra beam plasma dan benda, perangsangan fungsi non-elastis
collisions dari berat partikel dan analisis data yang diperoleh dalam percobaan
sebelumnya. Berikut grafis klien yang memiliki fungsi interaksi dengan database
browsing informasi tentang percobaan dari jenis tertentu, pencarian data dengan
berbagai kriteria, dan memasukkan informasi tentang percobaan sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Lubomir Stanchev dari
University of Waterloo tahun 2001 berjudul “Semantic Data Control In
Distributed Database Environment”. Penelitian ini menyatakan bahwa ada tiga
tujuan utama dalam semantic data control yaitu: view manajemen, data security
dan semantic integrity control. Dalam sebuah relasi, fungsi-fungsi ini dapat
mencapai keseragaman dengan menegakkan aturan-aturan manipulasi kontrol data.
Solusinya adalah dengan sentralisasi ataupun terdistribusi. Dua hal utama yang
efisien untuk melakukan kontrol adalah definisi data dan penyimpanan aturan
(situs pilihan) dan penegakan desain algoritma yang meminimalkan biaya
komunikasi. Masalahnya adalah sulit, karena peningkatan fungsi (dan umum)
cenderung meningkatkan komunikasi situs. Solusi untuk semantik data kontrol
terdistribusi adalah eksistensi dari sentralisasi solusi. Masalahnya adalah
sederhana jika aturan kontrol sepenuhnya direplikasi di semua situs dan sulit
jika situs otonomi dipatenkan. Selain itu, khusus optimasi dapat dilakukan
untuk meminimalkan biaya kontrol data tetapi dengan tambahan overhead seperti
pengelolaan data snapshot. Dengan demikian, spesifikasi kontrol data
terdistribusi harus disertakan pada desain database sehingga biaya kontrol
update untuk program-program ini juga dipertimbangkan.
Dari sepuluh literature review yang ada, telah banyak
penelitian mengenai checkpointing, parallel database system, pembahasan
component database system, juga mengenai security. Disamping itu juga ada
pembahasan mengenai nested transaction, distributed searching, view management
dan juga fragment allocation. Namun dapat disimpulkan pula bahwa belum ada
peneliti yang secara khusus membahas atau mengatasi masalah proses view yang
lambat akibat query bertingkat.
Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi berbagai masalah diatas, maka diperlukan
proses yang cepat dan efisien dalam mengakses seluruh data yang banyak dan
tidak teratur di database, terlebih untuk suatu sistem database yang
terdistribusi. Saat ini programmer lebih memilih menggunakan Ms Acces dan
fungsi query untuk mengerjakan seluruh script perintah. Alhasil proses query
besar-besaran terjadi setiap membutuhkan data. Penggunaan SQL server bukanlah
hal yang baru dalam hal ini, maka dari itu diusulkan untuk dibentuknya suatu
system yang lebih menuju ke proses pada saat loading penyajian data dan
memiliki kecepatan yang secara kuadratik lebih cepat dibandingkan dengan cara
konvensional. DMQ (Data Mart Query) merupakan metode yang menerapkan analogi
”Waste Space for Speed”. DMQ juga merupakan salah satu metode yang berbentuk
terhadap pemisahan antara “Engine” dan “Display”. Dengan kata lain metode DMQ
dapat langsung menampilkan source code pada display dan proses query yang
dikerjakan pada engine. Secara umum DMQ menghasilkan sebuah display data yang
jauh lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan metode umum, karena DMQ tidak
melakukan proses lagi dalam menampilkan data. Dan akhirnya DMQ merupakan suatu
solusi yang dapat membantu kebutuhan
user pada proses display data yang sebelumnya sangat lambat dan tidak
efesien.
Pada Data Mart Query sumber data berasal dari tabel. Jadi
pada proses DMQ ini, mengalokasikan seluruh data yang dipilih ke dalam suatu
tabel.Sehingga user tidak perlu memikirkan pembuatan struktur tabel tujuan,
yang perlu dipikirkan hanyalah dimana data tersebut berada. DMQ ini digunakan
untuk menghindari penggunaan Query majemuk. DMQ akan mengorbankan besarnya
kapasitas penyimpanan data (space harddisc) untuk meningkatkan kecepatan
(increase speed). DMQ membutuhkan triger update data untuk menghasilkan data
yang mutakhir.
Dengan Data Mart Query (DMQ) proses pencarian data lebih
singkat, karena tidak seperti source data konvensional yang harus mencari dari
tabel. Data Mart Query (DMQ) bisa memotong waktu proses karena proses pencarian
data hanya ke satu tabel yang telah digabungkan.
DMQ bisa membuat tampilan web lebih cepat dilakukan
karena tidak memerlukan proses pencarian yang rumit.
Secara definisi replikasi memiliki pengertian sebagai
suatu proses mencopy atau mentransfer data dari suatu database ke database lain
yang tersimpan pada komputer berbeda.
Pada umumnya MySQL dipergunakan secara massal sebagai Database yang
cukup handal dalam menangani sistem database terpusat, seperti kebanyakan
sistem database yang digunakan untuk web site, content management system, dan
lain-lain. Bahkan hampir seluruh penyedia layanan hosting menyertakan dukungan
produk MySQL untuk kelengkapan service-nya.
Penggunaan MySQL untuk mendukung proses replikasi
database pada saat artikel ini ditulis masih sangat jarang ditemui.
Implementasi sistem database terdistribusi kebanyakan masih berkiblat pada
software-software dengan bandrol yang tinggi seperti Oracle, SQL Server, IBM
DB2 dan lain sebagainya.
MySQL dalam hal ini tentunya tidak mau ketinggalan. Mulai
versi 5.0 MySQL sudah mendukung sistem replikasi yang mana sebuah database
server yang berfungsi sebagai master dapat tereplikasi datanya ke dalam satu
atau lebih database server yang difungsikan sebagai slave.
Database terdistribusi merupakan sebuah database yang
berada dibawah kontrol DBMS sentral dimana tempat penyimpanan tidak terattach
ke suatu cpu tetapi mungkin disimpan di multiple komputer dalam lokasi fisik
yang sama atau disebarkan melalui jaringan komputer yang saling terkoneksi.
Kumpulan dari data dapat didistribusikan ke multiple
lokasi fisik. database terdistribusi merupakan database yang didistribusikan ke
partisi-partisi/ fragmen2 terpisah. setiap partisi dari database tersebut
mungkin di replikasi (seperti RAID).
Disamping replikasi database, terdapat masih banyak lagi
desain teknologi untuk database terdistribusi. contohnya autonomy lokal,
sinkronisasi dan asinkronisasi database terdistribusi.
kesimpulan antara database distribusi dibanding database
terpusat
Kelemahan Database Distribusi :
Harga software mahal Hal ini disebabkan sangat sulit
untuk membuat system database distribusi.
Kompleksitas Site-site beroperasi secara paralel sehingga
lebih sulit untuk menjamin kebenaran dan algoritma. Adanya kesalahan mungkin
tak dapat diketahui.
Biaya pemrosesan tinggi Perubahan pesan dan penambahan
perhitungan dibutuhkan untuk mencapai koordinasi antar site.
Sulit menjaga keutuhan data Banyaknya pengaksesan data
membuat kurangnya sekuritas terhadap data yang telah terdistribusi.
Kurangnya standar Tidak ada tool atau metodologi untuk
membantu user mengubah database terpusat ke database terdistribusi.
Kurang pengalaman Sistem DB terdistribusi bertujuan umum
(generalpurpose) tidak sering digunakan. Yang digunakan adalah sistem prototype
yang dibuat untuk satu aplikasi
Perancangan basis data lebih kompleks Sebelumnya menjadi
keuntungan. Tetapi karena distribusi menyebabkan masalah sinkronisasi dan
koordinasi, kontrol terdistribusi menjadi kerugian atau kekurangan di masalah
ini.
Keuntungan Database Distribusi
Pengawasan distribusi dan pengambilan data Jika beberpa
site yang berbeda dihubungkan, seorang pemakai yang berada pada satu site dapat
mengakses data pada site lain. Contoh : sistem distribusi pada sebuah bank
memungkinkan seorang pemakai pada salah satu cabang dapat mengakses data cabang
lain.
Reliability dan availability Sistem distribusi dapat
terus menerus berfungsi dalam menghadapi kegagalan dari site sendiri atau mata
rantai komunikasi antar site.
Kecepatan pemrosesan query Contoh : jika site-site gagal
dalam sebuah sistem terdistribusi, site lainnya dapat melanjutkan operasi jika
data telah direplikasi pada beberapa site.
Otonomi lokal Pendistribusian sistem mengijinkan
sekelompok individu dalam sebuah perusahaan untuk melatih pengawasan lokal
melalui data mereka sendiri. Dengan kemampuan ini dapat mengurangi
ketergantungan pada pusat pemrosesan.
Efisiensi dan fleksibel Data dalam sistem distribusi
dapat disimpan dekat dengan titik diman data tersebut dipergunakan. Data dapat
secara dinamik bergerak atau disain, atau salinannya dapat dihapus.
merefleksikan struktur organisasi , setiap fragmen dilokasikan didepartemen yang
berelasi
ketersediaan,
kesalahan dalam satu fragmen tidak akan mempengaruhi database
keseluruhan
performansi,
adanya balancing database didalam server
modularitas,
sistem dapat dimodifikasi tanpa mempengaruhi modul lain
Kelebihan Database Terpusat
Mudah dipahami
Mudah dalam pembaharuan data.
Sangat cepat dalam menampilan data yg dikehendaki.
Proses queri tertentu sangat cepat didapat
Tidak rumit
Loading sistem aplikasi lebih cepat
Kelemahan Database Terpusat
Kekurangan Penampilan data terlihat tidak efisien.
Tidak bisa dilakukan pencarian data pada medan atribut.
Mengubah struktur data akan mengalami kesulitan.
Jumat, 11 Oktober 2013
Ragam Media Pembelajaran
Ragam Media Pembelajaran
A. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah
alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pembelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk
tujuan pembelajaran / pelatihan.
Media pembelajaran merupakan komponen
intruksional yang melliputi pesan, orang, dan peralatan. Menurut syaifulbahri
djamarah dan aswan zain,media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau
informasi pesan. Media yang digunakan dalam pembelajaran beraneka ragam.
Seseorang guru harus dapat memilih salah satu media pembelajaran yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Penggunaan atau pemilihan media harus
disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Menurut Briggs (1977) media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya.
Menurut National Education
Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Menurut Miarso (2004) berpendapat bahwa
“Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si
belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar”
Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran
adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa
dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi
tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa
mempelajari materi pelajaran.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan
proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran
menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem
pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
B.
Tujuan
Media Pembelajaran
a. Mempermudah
proses pembelajaran dikelas
b. Meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran
c. Menjaga
relevansi antara meteri pelajaran dengan tujuan belajar
d. Membantu
konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran
e. Menurut
Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar
f. Menurut
Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional
g. Menurut
Briggs : wahana fisik yang mengandung materi instruksional
h. Menurut
Y.Miarso : segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa
C.
Manfaat
Media Pembelajaran
a. Pengajaran
lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih di pahami
pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan
baik.
c. Metode
pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak
kehabisan tenaga.
d. Pembelajar
lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
penjelasa dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainya.
e. Media
pembelajaran sebagai sumber belajar, belajar adalah proses aktif dan
konstruktif melalui suatu pengalaman dalam memperoleh informasi. Dalam proses
aktif tersebut, media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar
bagi siswa. Artinya melalui media peserta didik memperoleh pesan dan informasi
sehingga membentuk pengetahuan baru pada siswa. Dalam batas tertentu, media
dapat menggantikan fungsi guru sebagai sumber informasi/pengetahuan bagi
peserta didik. Media pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan suatu
komponen system pembelajaran yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik,
dan lingkungan, yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
(Mudhoffir,dalam Munadi, 2008).
Menurut Edgar Dale, Finn dan Hobar,
media dapat:
a. Memberikan
pengalaman konkrit bagi pemikiran yang abstrak
b. Mempertinggi
perhatian siswa
c. Memberikan
realitas, mendorong self actifity
d. Memberikan
hasil belajar yang permanent
e. Memberikan
pengalaman lain yang sukar diperoleh dengan cara lain.
Menurut Kemp and Dayton, (1985)
dijelaskan sebagai berikut:
a. Dengan
menggunakan media, penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b. Pembelajaran
dapat lebih menarik
c. Pembelajaran
menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d. Waktu
pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e. Kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan
f. Proses
pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g. Sikap
positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan
h. Peran
pendidik berubahan ke arah yang positif
Menurut Derek Rowntree, media dapat:
a. Membangkitkan
motivasi belajar
b. Mengulang
apa yang telah dipelajari
c. Menyediakan
stimulus belajar
d. Mengaktifkan
respon siswa
e. Memberikan feedback dengan segera
Berdasarkan uraian tersebut, kita dapat memahami bahwa penggunaan
media dalam pembelajaran sangat bermanfaat bagi pendidik, maupun kepada peserta
didik. Namun perlu diingat, bahwa setiap pendidik harus memperhatikan
karakteristik dan kemampuan masing-masing media agar mereka dapat memilih media
mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Sebagai contoh
media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik
pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation)
bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena
bila secara langsung diberikan tanpa media, sering terjadi ketidaktepatan yang
akurat dalam pengucapan, pengulangan dan sebagainya.
D.
Fungsi
Media Pembelajaran
a. Menghadirkan
obyek sebenarnya dan obyek yang langka.
b. Membuat
duplikasi dari obyek yang sebenarnya.
c. Membuat
konsep abstrak ke konsep konkret
d. Memberi
kesamaan persepsi.
e. Mengatasi
hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak.
f. Menyajikan
ulang informasi secara konsisten.
g.
Memberi suasana belajar yang tidak tertekan,
santai dan menarik.
Keterkaiatan antara media pembelajaran dengan tujuan, materi,
metode, dan kondisi pembelajar, harus menjadi perhatian dan pertimbangan
pengajar untuk memilih dan menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas,
sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
terkait dan memiliki hubungan secara timbalebalik dengan empat aspek tersebut. Dengan demikian,
alat-alat, sarana, atau media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan
dengan empat aspek tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien.
a.
Fungsi Semantik
Semantik
berkaitan dengan “meaning” atau arti dari suatu kata, istilah, tanda atau
symbol.
b. Fungsi
manipulative
Fungsi
manipulatif adalah kemampuan media dalam menampilkan kembali suatu
benda/peristiwa dengan berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan
sasarannya.
c. Fungsi
Fiksatif
Fungsi
fiksatif adalah fungsi yang berkenaan dengan kemampuan suatu media untuk
menangkap, menyimpan kembali suatu objek atau kejadian yang sudah lama terjadi.
d. Fungsi
Ditributif
Fungsi
distributif media pembelajaran berarti bahwa dalam sekali penggunaan satu
materi, objek atau kejadian, dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah
besar (tak terbatas) dan dalam jangkauan yang sangat luas sehingga dapat
meningkatkan efesiensi baik waktu maupun biaya.
e. Fungsi
Psikologis
Dari
segi psikolgis, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi seperti fungsi
atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif fungsi imajinatif dan fungsi motivasi
E.
Karakteristik
Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
hasil-hasil teknologi dalam peroses belajar.
Para guru dituntut agar mampu memahami, menggunakan alat-alat yang tersedia atau media pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan.
Kemajuan di bidang teknologi pendidikan,
maupun teknologi pembelajaran, menuntut digunakannya berbagai media
pembelajaran serta peralatan-peralatan yang semakin canggih. Boleh dikatakan
bahwa dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia media, di mana kegiatan
pembelajaran
Telah bergerak menuju dikuranginya
sistem penyampaian bahan pembelajaran secara konvensional yang lebih
mengedepankan metode ceramah, dan diganti dengan sistem penyampaian bahan
pembelajaran modern yang lebih mengedepankan peran siswa dan pemanfaatan
multimedia.
Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada kompetensi-kompetensi yang terkait dengan keterampilan
proses, peran media pembelajaran menjadi semakin penting. Pembelajaran yang dirancang
secara baik dan kreatif dengan memanfaatkan teknologi multimedia, dalam
batas-batas tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar
lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing
dan menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar
peserta didik. Agar peran sumber dan media belajar tersebut menunjukkan pada
suatu jenis media tertentu, maka pada media-media belajar itu perlu
diklasifikasikan menurut suatu metode tertentu sesuai dengan sifat dan
fungsinya terhadap pembelajaran.
Pengelompokkan itu penting untuk
memudahkan para pendidik dalam memahami sifat media dan dalam menentukan media
yang cocok untuk pembelajaran atau topik pembelajaran tertentu.
Dari contoh pengelompokan yang dilakukan
oleh Scharmm, kita dapat melihat media menurut karakteristik ekonomisnya,
lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol pemakai. Jadi
antara klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan
kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
Karakteristik media pembelajaran dapat
dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan,
pendengaran, perabaan, maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkatan
hierarki belajar. Untuk tujuan praktis karakteristik beberapa jenis media yang
lazim digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam pengertian teknologi pendidikan,
media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem
instrusional di samping pesan, orang, teknik dan peralatan. Dari usaha
penantaan yang timbul yaitu pengelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan
atau karakteristiknya. Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan oleh
Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar
tertentu.
Setiap media pembelajaran memiliki
karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi.
Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup
sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh. Karakteristik media
juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat
indera. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat
penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media (Arief S. Sadiman,
dkk, 2006:28).
Kemp 1975 dalam (Sadiman, dkk. 1990) mengemukakan bahwa
karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan
situasi belajar tertentu. Gerlach dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media
berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi
pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya.
Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut (Arsyad, 2002)
adalah:
a. Ciri
Fiksatif yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
b. Ciri
Manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian
atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya
proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan
dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse
recording). Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat
penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa
tersebut.
c.
Ciri Distributif yang menggambarkan kemampuan
media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.
Arsyad (2002) membagi karakteristik
media pembelajaran menjadi empat kelompok berdasarkan teknologi, yaitu: media
hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil
teknologi berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan
komputer. Masing-masing kelompok media tersebut memiliki karakteristik yang
khas dan berbeda satu dengan yang lainnya.
F.
Jenis-jenis
Media Pembelajaran
1.
Media
Visual
Media
visual adalah media yang memberikan gambaran menyeluruh dari yang konkrit
sampai dengan abstrak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa media visual
merupakan salah satu media untuk pembelajaran.
Media
visual ini lebih bersifat realistis dan dapat dirasakan oleh sebagian besar
panca indera kita terutama oleh indera penglihatan. Media visual ada yang dapat
diproyeksikan dan ada pula yang tidak dapat diproyeksikan.
Secara
garis besar, unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri dari garis,
bentuk, warna, dan tekstur (Arsyad, 1997). Untuk memberi kesan penekanan, juga
untuk membangun kemenarikan dan keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi realisme
dan menciptakan respon emosional diperlukan warna. Sementara, tekstur digunakan
untuk menimbulkan kesan kasar dan halus, juga untuk menambah penekanan
sebagaimana halnya warna.
Dalam
mengembangkan sebuah media pembelajaran, perlu diperhatikan beberapa prinsip
agar media tersebut memberikan pengaruh efektif dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Meyer (2009) menyebutkan sepuluh prinsip,yang secara rinci
tercantum dalam bukunya "Multimedia Learning". Selanjutnya, Arsyad
(1997) menyatakan simbol pesan visual hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan,
keterpaduan dan penekanan.
è Kesederhanaan,
secara umum mengacu kepada sejumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual.
Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan peserta didik menangkap dan
memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang panjang dan
rumit harus dibagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dipahami.
Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah
terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan
visual.
è Penekanan.
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang
ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan
menjadi pusat perhatian peserta didik. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-
hubungan, perspektif, warna atau ruang penerangan dapat diberikan unsur
penting.
è Keterpaduan.
la mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual yang
ketika diamati akan berfungsi bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling
terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan yang dapat dikenal dan dapat
membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya. Misalnya, jika kita
menginformasikan tentang guru yang sedang mengajar di kelas, maka elemen-elemen
yang terkandung dalam informasi itu harus ada, seperti guru itu sendiri, siswa,
bangku, papan tulis, media, dll.
Untuk
mempermudah penyampaian materi kepada peserta didik perlu dipilih media yang
tepat. Ketepatan dalam pemilihan media visual menyebabkan proses pembelajaran
menjadi lancar dan materi yang disampaikan dipahami peserta didik. Misalnya
Guru pendidikan jasmani dapat memanfaatkan media visual yang umum dipergunakan
seperti gambar atau foto atau VCD. Kedua jenis media visual ini mempunyai
beberapa kelebihan yaitu, mudah dibuat dan digunakan, praktis, sederhana, dan
relatit murah.
Beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih media visual.
Diantaranya. media visual yang dipilih sesuai dengan kurikulum, tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan
peserta didik, praktis dan sederhana, bersifat fleksibel, multiguna, tahan
lama, ekonomis, dan mudah digunakan oleh guru.
Azhar Arsyad (2005:92-93) memberikan gambaran
mengenai beberapa konsep penggunaan media visual agar efektif yaitu, bentuk
media visual dibuat yang sesederhana mung kin agar mudah dipahami, penggunaan
media visual untuk menjelaskan informasi yang terdapat teks, berikan
pengulangan sajian visual dan libatkan peserta didik di dalamnya, gunakan
gambar untuk membedakan dua konsep yang berbeda, keterangan gambar harus
dicantumkan secara garis besar, dan penggunaan wama harus realistik.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaan media visual dalam menopang proses pembelajaran pendidikan jasmani
di sekolah dasar.
Pertimbangan-pertimbangan mulai dari fungsi
ekonomis, kepraktisan, dan manfaat yang diperoleh dari penggunaan media visual
dijadikan pertimbangan bagi seorang guru pendidikan jasmani terutama untuk
memudahkan dalam fungsi utamanya sebagi seorang pendidik dan pengajar.
Pengoptimalan
media visual memberikan dampak psikologis bagi guru, karena ia akan lebih
memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan materi atau pesan kepada peserta
didik. Jika dilihat lebih lanjut sebenamya media visual ini sudah tidak asing
lagi bagi para guru pendidikan jasmani. Sebab, sejak di bangku kuliah mereka
sudah diberikan pengetahuan dan keterampilan dasar pemanfaatan media
pembelajaran sehingga, dalam situasi mengajar yang sesungguhnya guru tinggal
mengembangkan atau menciptakan media-media visual baru yang lebih kreatif dan
inovatif.
a. Media Visual Non-Proyeksi
Media visual nonproyeksi merupakan jenis
media yang sering digunakan dalam pembelajaran karena penggunaannya sederhana,
tidak memerlukan banyak kelengkapan dan relatif tidak mahal. Media visual
nonproyeksi dapat menterjemahkan ide abstrak menjadi lebih realistik. Beberapa
jenis media visual nonproyeksi yang sering digunakan dalam pembelajaran antara
lain: benda realita (real object) atau benda nyata, model dan prototipe dan
media grafis.
Beberapa
jenis media visual nonproyeksi yang sering digunakan dalam pembelajaran antara
lain: benda realita (real object) atau benda nyata, model dan prototipe dan
media grafis.
Ø Benda
Realita (Benda Nyata)
Benda
nyata adalah benda yang dapat dilihat, didengar atau dialami oleh peserta didik
sehingga memberikan pengalaman langsung kepada mereka. Benda tersebut tidak
harus dihadirkan di ruang kelas ketika proses pembelajaran berlangsung, tetapi
siswa dapat melihat langsung ke lokasi obyek. Sebagai contoh, untuk mempelajari
keanekaragaman hayati, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem,.dan organ tanaman,
siswa bisa mengamatinya langsung di lokasi atau habitatnya, misalnya melalui
kunjungan atau studi lapangan.
Ø Model
dan Prototipe
Model
dan prototipe adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan
representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model atau
prototipe dalam pembelajaran untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan benda
realia, baik keterbatasan karena alasan biaya maupun karena sulit dijangkau.
Misalnya, untuk mempelajari letak geografis wilayah di planet bumi diperlukan
model berupa globe bumi.
Ø Media
Cetak
Media
cetak adalah media pembelajaran yang disajikan dalam bentuk tercetak (prited
media). Media jenis ini termasuk kelompok media yang paling tua dan banyak
digunakan dalam proses pembelajaran karena praktis penggunaannya dan tersedia
di banyak tempat.
Jenis
bahan media cetak :
·
Buku Teks
Buku
Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun
untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan dan ruang lingkup GBPP tiap
bidang studi tertentu.
Dalam
memilih sebuah buku, perhatikan hal-hal berikut :
o
Substansi materi
o
Memiliki daya tarik
o
Mudah dipahami
o
Mudah dibaca
·
Modul
Modul,
yaitu suatu paket yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain
sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya
memiliki komponen petunjuk guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa,
kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes.
Dalam
memilih modul, perhatikan hal-hal berikut :
o
Substansi materi relevan dengan kompetensi
dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
o
Modul tersusun secara lengkap, paling tidak
mencakup antara lain; judul, pernyataan kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik, petunjuk menggunakannya, informasi, langkah kerja, dan
penilaian.
o
Materi memberikan penjelasan secara lengkap
tentang definisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan, rangkuman dan
sebagainya.
o
Padat pengatahuan
o
Kebenaran materi dapat dipertanggung jawabkan
o
Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
o
Menuntun guru dan siswa, sehingga mudah
digunakan.
o
Beberapa modul dapat di download dari
internet
·
Bahan Pengajaran Terprogram
Bahan
Pengajaran Terprogram, yaitu program pengajaran individual, hampir sama dengan
modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran terprogram ini disusun
dengan topic- topic kecil untuk setiap bingkai/ halamannya. Satu bingkai
biasanya berisi informasi yang merupakan bahan ajaran, pertanyaan, dan balikan/
respons dari pertanyaan bingkai lain.
Kelebihan media cetak, antara lain :
ü Dapat
menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
ü Pesan
atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan
kecepatan masing- masing.
ü Dapat
dipelajari kapan saja dan dimana karena mudah dibawa.
ü Akan
lebih menarik bila dilengkapi dengan gambar dan warna.
ü Perbaikan
/ revisi mudah dilakukan
Kelemahan media cetak, antara lain :
ü Proses
pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
ü Bahan
cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk
membacanya.
ü Apabila
jilid dan kertasnya jelek akan mudah rusak dan robek.
Ø Media
Grafis
Media
Grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui
penyajian kata- kata, kalimat atau angka- angka, dan symbol/ gambar. Grafis
biasanya digunakan untuk menarik perhatian. Memperjelas penyajian ide, dan mengilustrasikan
kata- kata sehingga menarik perhatian dan diingat orang.
·
Gambar atau foto
Gambar/
foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/ foto merupakan bahasa yang
paling umum sehingga mudah dimengerti.
Manfaat
atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah :
o
Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit.
o
Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan
waktu.
o
Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan kita.
o
Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang
apasaja dan untuk tingkat usai berapa saja.
o
Murah harganya dan mudah didapat serta
dugunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
·
Sketsa
Sketsa
merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang menyajikan bagian-bagian
pokoknya saja tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian peserta atau
siswa juga dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian
pesan.
o
Diagram
Berfungsi
sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian
pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar
sederhana yang menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur
dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar
komponennya atau sifat-sifat proses yang ada.
o
Bagan/Chart
Terdapat
dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya
sekaligus. Chart yang menyajikan pesannya secara bertahap misalnya adalah
flipchart atau hidden chart, sementara bagan atau chart yang menyajikan
pesannya secara langsung misalnya bagan pohon (tree chart), bagan alir (flow
chart), ataubagan garis waktu (time line chart).
o
Grafik
Grafik
adalah gambar sederhana yang mengguanakan titik-titik, garis atau gambar.
Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,
menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang
saling berhubungan secara singkat dan jelas.
o
Kartun
Yaitu
penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau
situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kegunaan kartun
dalam pengajaran dapat memperjelas rangkaian isi bahan dalam satu urutan logis
atau mengandung makna.
o
Poster
Poster
dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster
tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi
mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang
melihatnya.
o
Papan Planel
Papan
Planel yaitu papan yang dilapisi kain flannel untuk menyajikan gambar atau
kata- kata yang mudah ditempel dan mudah pula diepas. Papan planel merupakan
media visual yang efektif dan mudah untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu
kepada sasaran tertentu pula.
o
Papan Buletin
Papan
Buletin berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Papan ini
adalah papan biasa tanpa dilapisi kain flannel. Gambar- gambar atau tulisan-
tulisannya biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat
penempel lainnya.
Kelebihan
media grafis :
ü Dapat
mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
ü Dapat
dilengkapi dengan warna- warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
ü Pembuatannya
mudah dan harganya murah.
Kelemahan
media grafis :
ü Membutuhkan
keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih
kompleks.
ü Penyajian
pesan hanya berupa unsur visual.
b. Media
Visual Proyeksi
Berkembangnya
produk-produk teknologi informasi dan komunikasi, dan komputer dewasa ini,
memungkinkan media visual pembelajaran dapat ditampilkan dengan alat proyeksi
(projektor). Proyektor berfungsi untuk menampilkan objek-objek atau ilustrasi
pada layar proyeksi atau layar monitor dengan ukuran yang lebih besar dari
ukuran sebenarnya, sehingga mudah dilihat dan diamati oleh seluruh peserta
didik dalam satu kegiatan pembelajaran. Media visual proyeksi dapat dibuat dari
kreasi hasil pemotretan menggunakan kamera dan hasil kreasi tanpa kamera
melainkan menggunakan program aplikasi yang tersedia dalam berbagai macam
seperti Powerpoint, ChennDraw, AutoCad, Paint dan lain-lain.
Contoh
:
v Transparansi
OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang
kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus
membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak
(Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP).
v Film
bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi
bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah
satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya
kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah
beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan
dibutuhkan proyektor slide.
Dalam penggunaannya media visual
memiliki manfaat, yaitu :
ü Media
bersifat konkrit, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal atau non
visual sehingga lebih memudahkan dalam pengaplikasiannya.
ü Beberapa
penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media
penglihatan (media visual), terutama media visual yang menarik dapat
mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan.
ü Media
visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta
didik dan dapat melampaui batasan ruang kelas. Melalui penggunaan media visual
yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
ü Lebih
efiektif dan efisien dibandingkan media
verbal lainnya karena jenisnya yang beragam, pendidik dapat menggunakan semua
jenis media visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif,
dan tidak membosankan bagi para peserta didiknya.
ü Penggunaannya
praktis, maksudnya media visual ini mudah dioperasikan oleh setiap orang yang
memilih media-media tertentu, misalkan penggunaan media Transparansi Overhead
Tranparancy (OHT).
2.
Media
Audio
Media audio adalah media yang isi pesannya
hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio berfungsi merekam
dan memancarkan suara manusia, binatang, dll dan untuk tujuan interview. Media
audio digunakan dalam pengembangan
keterampilan-keterampilan mendengarkan untuk pesan-pesan lisan atau
informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif berupa
kata-kata, musik, dan efek suara (sound effect). Media audio memiliki jenis dan
bentuk yang bervariasi, di antaranya adalah radio, piringan hitam, pita kaset
suara, compact disc (CD).
Pesan-pesan
dapat juga dipengaruhi oleh keterampilan-keterampilan mendengarkan dari si
penerima pesan. Penerima pesan harus mampu mengarahkan dan mendukung
konsentrasinya pada suatu rangkaian informasi yang didengarnya. Dan seringkali
kita berpikir lebih cepat dari pada membaca dan menulis dan menggunakan.
Seorang pendengar yang baik perlu mengembangkan keterampilan untuk
mengorganisasikan dan menyimpan informasi, sehingga pesan atau informasi
disimpan di dalam ingakatan jangka panjang (long term memory) bertahan lama.
Hal itu akan terjadi jika: pengirim pesan (komunikator) menyampaikan pesan
dengan jelas dan logis, maka penerima pesan (komunikan) akan memahami pesan
yang disampaikan oleh komunikator dengan baik.
Media
audio mempunyai sifat yang khas, yaitu :
a. Hanya
mengandalkan suara (indera pendengaran)
b. Personal
c. Cenderung
satu arah
d.
Mampu menggugah imajinasi
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003
: 44 ) beliau mengutip pendapat sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk
melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan
dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media
audio ialah berupa :
a.
Pemusatan perhatian dan mempertahankan
perhatian.
b. Mengikuti
pengarahan.
c. Melatih
daya analisis.
d. Menentukan
arti dan konteks.
e. Memilah
informasi dan gagasan.
f. Merangkum,
mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi lain dari Media Audio adalah sebagi
alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka
dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga
pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu
keberhasilan.
Selain
itu juga Sudjana (2005 : 129 ) menambahkan pemanfaatan fungsi Media Audio dalam
pengajaran terutama digunakan dalam :
a. Pengajaran
musik literaty ( pembacaan sajak ) , dan kegiatan dokumentasi.
b. Pengajaran
Bahasa Asing , baik secara Audio ataupun secara Audio Visual.
c. Pengajaran
melalui radio atau radio pendidikan.
d. Paket
– paket untuk berbagai jenis materi , yang memungkinkan siswa dapat melatih
daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.
Pengenalan
beberapa media audio
a. Radio
Radio
merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan
berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa
– peristiwa penting dan baru, masalah – masalah kehidupan dan sebagainya. Radio
dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif. Media ini juga
mampu merangsang partisipasi aktif bagi si pendengar.
b. Kaset
– Audio
Disini
khusus membahas kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Memiliki
keuntungan yaitu merupakan media yang ekonomis dan praktis, karena biaya
pengadaan dan perawatan sangat murah dan mudah didapatkan.
c. Alat
perekam magnetic
Alat
perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu alat elektronik yang
mampu merekam suara secara manual dan merupakan salah satu media yang memiliki
peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Alat
ini sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa.
Macam-macam
alat penyimpanan file audio, antara lain :
a. Piringan
Hitam (PH)
Alat
penyimpan file audio ( modern ) yang pertama ditemukan adalah piringan hitam.
Ia memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi/suara dari
sebuahdisc. Alat yang diperlukan untuk memutar piringan hitam adalah
Gramophone.
b. Kaset
Kaset
adalah alat penyimpan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset
mampu menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap sisinya.
Kualitas suaranya cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita
kaset rusak, jamuran, kotor dan lain-lain. Alat untuk memutar kaset bisa berupa
radio tape, tape deck atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman.
c. CD
dan DVD
Sebuah
media penyimpanan file audio yang dibuat untuk merampingkan sistem
penyimpanannya. Selain ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan pita kaset. Kualitas suara yang
dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara akan menurun atau bahkan hilang
jika permukaandisc tergores, kotor, berjamur atau mengalami kerusakan lainnya.
Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD audio adalah CD player dan atau
DVD player.
d. MP3
MP3
merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang
dianggap popular saat iini. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga
memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio.
alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga bisa diputar
dengan iPod. iPod adalah salah satu merk dari serangkaian alat pemutar media
digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer.
e. Audio
Digital (WAV)
WAV atau Waveform audio format, merupakan
salah satu format penyimpanan file audio yang dirancang dan dikembangkan oleh
microsoft dan IBM. Perangkat yang diperlukan untuk memutar WAV salah satunya
adalah iPod.
iPod
merupakan salah satu merk sebuah alat pemutar WAV yang dikeluarkan oleh Aplle
Computer. Microsoft juga mengeluarkan produk sejenis yang bisa digunakan untuk
memutar WAV maupun MP3, dengan merk Zune.
3.
Media
Audio-Visual
Media
ini dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan
pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media audio-visual terbagi
dua macam, yakni:
a. Audio
visual murni yaitu balk unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu satu sumber seperti video kaset.
b. Audio
visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal-dari cumber
yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari
slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
Media
ini dapat mengungkapkan objek dan peristiwa seperti keadaan yang sesungguhnya.
Perencanaan yang baik dalann menggunakan media video akan membuat proses
komunikasi (pembelajaran) menjadi lebih efektif.
Beberapa
manfaat alat bantu audiovisual :
a. Membantu
memberikan konsep pertama atau kesan yang benar
b. Mendorong
minat.
c. Meningkatkan
pengertian yang lebih baik.
d. Melengkapi
sumber belajar yang lain.
e. Menambah
variasi metode mangajar.
f. Menghemat
waktu.
g. Meningkatkan
keingintahuan intelektual.
h. Cenderung
mengurangi ucapan dan mengulangan kata yang tidak perlu.
i. Membuat
ingatan terhadap pelajaran lebih lama.
j.
Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu
diluar pengalaman biasa.
Jenis-jenis Media Audio Visual :
a.
Media Audio Visual Bergerak
Media
audio visual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena meliputi
penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar yang
bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video
tape, dan film bergerak.
Ø Film
Film
atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar itu hidup. Kemampuan film melukiskan gambar hidup dan suara
memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan
untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat
menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit,
mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi
sikap.
Oemar
Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a. Dapat
menarik minat anak.
b. Benar
dan autentik.
c. Up
to date dalam setting, pakaian dan lingkungan.
d. Sesuai
dengan tingkatan kematangan audien.
e. Perbendaharaan
bahasa yang dipergunakan secara benar.
f. Kesatuan
dan sequence-nya cukup teratur.
g. Teknis
yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.
Ø Video
Video
sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer
dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat bersifat fakta (kejadian/
peristiwa penting, berita), maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa
bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film
dapat digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film. Masing-masing memiliki keterbatasan dan kelebihan sendiri.
Ø Televisi
(TV)
Televisi
adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama
suara melalui kabel dan ruang. Dewasa ini televisi yang dimanfaatkan untuk
keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke
udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Televisi pendidikan adalah
penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak
hanya menghibur, tetapi lebih penting adalah mendidik.
Televisi sebenarnya sama dengan film,
yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan
juga sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan.
Media
komunikasi massa khususnya televisi berperan besar dalam hal interaksi budaya
antar bangsa, karena dengan sistem penyiaran yang ada sekarang ini, wilayah
jangkauan siarannya, tidak ada masalah lagi. Meskipun demikian, bagaimanapun
juga televisi hanya berperan sebagi alat bukan merupakan tujuan kebijaksanaan
komunikasi, karena itu televisi mempunyai fungsi:
·
Sebagai alat komunikasi massa.
Daerah
jangkauan televisi, dibelahan bumi manapun sudah tidak menjadi masalah bagi
media massa. Hal ini karena ada revolusi dibidang satelit komunikasi massa yang
terjadi pada akhir-akhir ini. Sebagi akibat adanya sistem komunikasi yang
canggih itu, media massa televisi mampu membuka isolasi masyarakat tradisional
yang sifatnya tertutup menjadi masyarakat yang terbuka.
·
Sebagai alat komunikasi pemerintah
o
Memperkokoh pola social budaya
o
Melakukan adaptasi terhadap kebudayaan.
o
Kemampuan untuk mengubah norma-norma social
budaya bangsa.
Televisi memiliki cirri tersendiri,
yaitu :
·
Dituntun oleh instruktur, seorang instruktur
atau guru menuntun siswa bukan sekedar menghibur tetapi yang lebih penting
adalah mendidik. melalui pengalaman-pengalaman visual.
·
Sistematis, siaran berkaitan dengan mata
pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
·
Teratur dan berurutan, siaran disajikan
dengan selang waktu yang berurutan secara berurutan dimana satu siaran dibangun
atau mendasari siaran lainnya
·
Terpadu, siaran berkaitan dengan pengalaman
belajar lainnya, seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan,
menulis, dan pemecahan masalah.
b. Media
Audio Visual Diam
Media
yang menampilkan suara dan gambar diam.
Ø Film
bingkai suara (Sound Slides)
Film
bingkai adalah suatu film transparan (transparant) berukuran 35 mm, yang
biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci terbuat dari kraton atau plastik.
Ada program yang selesai dalam satu menit, tapi ada pula yang hingga satu jam
atau lebih. Namun yang lazim, satu program film bingkai suara (sound slide)
lamanya berkisar antara 10-30 menit. Jumlah gambar (frame) dalam satu program
pun bervariasi, ada yang hanya sepuluh buah, tetapi ada juga yang sampai 160
buah atau lebih.
Ø Film
rangkai suara
Berbeda
dengan film bingkai, gambar (frame) pada film rangkai berurutan merupakan satu
kesatuan. Ukurannya sama dengan film bingkai, yaitu 35 mm. Jumlah gambar satu
rol film rangkai antara 50-75 gambar dengan panjang kurang lebih 100 sampai
dengan 130, tergantung pada isi film itu.
4.
Multimedia
Istilah multimedia nnuncul pertama kali di
awal 1990 melalui media masa. Istilah ini dipakai untuk nnenyatukan teknologi
digital dan analog dibidang entertainment, publishing, communications,
marketing, advertising, dan juga commercial. Multimedia merupakan penggabungan
dua kata "multi" dan "media". Multi berarti
"banyak" sedangkan media atau bentuk jamaknya berarti medium.
Vaughan
(2004) menjelaskan bahwa multimedia adalah semua barang kombinasi yang terdiri
atas teks, seni grafik, bunyi,animasi dan video yang diterima oleh pengguna
melalui hardware komputer. Sejalan dengan hal di atas, Heinich et al (2005)
menyatakan bahwa multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua
atau lebih format media yang berpadu seperti teks,grafik,animasi, dan video
untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem konnputer (Supriatna, 2007).
Secara
umum multimedia yaitu media yang melibatkan jenis media untuk merangsang semua
indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Multimedia lebih ditekankan pada
penggunaan berbagai media berbasis TIK dan computer.
Langganan:
Postingan (Atom)