Kabel Serat Optik (Fiber
Optik)
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis
kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat
halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari
suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120
mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks
bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser
mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat
tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat
menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan
lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan
data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel
konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam
aplikasi sistem telekomunikasi.
Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang
merambat didalamnya.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari
bahan penyusun gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya
yang diserap oleh serat optik.
Sejarah
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya
sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para
ilmuwan Jerman mengawali
eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik.
Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai
tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan
lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun
1958 mengusulkan prototipe serat
optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang
dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis
terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat
optik yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para
ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik) namun
juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika
sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak
sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya
peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak
efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum
terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang
meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser
dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan
jarak hingga hitungan meter.
Sekitar tahun
60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1
bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening
dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon,
seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup mata
normal akan dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya
laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana
medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau
berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi
pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui
pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami pemurnian,
dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat
di bawah 1 dB/km.
Kronologi
Perkembangan Serat Optik
- 1917 Albert Einstein memperkenalkan
teori pancaran terstimulasi dimana
jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi
- 1954 Charles Townes, James
Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas
Columbia USA,
mengembangkan maser yaitu
penguat gelombang
mikro dengan pancaran terstimulasi, dimana molekul darigasamonia memperkuat
dan menghasilkan gelombang elektromagnetik. Pekerjaan ini menghabiskan
waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat
dari osilasi frekuensi
tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan panjang gelombang
pendek pada gelombang
radio.
- 1958 Charles
Townes dan ahli fisika Arthur
Schawlow mempublikasikan penelitiannya yang menunjukan bahwa maser dapat
dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan spektrum tampak, dan
menjelaskan tentang konsep laser.
- 1960 Laboratorium
Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald
Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara berkesinambungan dari laser helium-neon.
- 1960 Theodore
Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro dari Hughes Research
Laboratories, menemukan sumber laser dengan menggunakan sebuah kristal
batu rubi sintesis sebagai medium.
- 1961 Peneliti
industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang
diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optik). Inti serat gelas
tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian
saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk
komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang
sangat jauh.
- 1961 Penggunaan
laser yang dihasilkan dari batu Rubi untuk keperluan medis di Charles
Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia-Presbyterian
Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation
menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor
pada retina pasien.
- 1962 Tiga group
riset terkenal yaitu General
Electric, IBM,
dan MIT’s Lincoln
Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang
mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah
dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD
player serta penggunaan pencetak laser.
- 1963 Ahli fisika
Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures,
kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk
mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja
lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan
peralatan elektronik lainnya.
- 1966 Charles Kao dan George Hockham yang melakukan
penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris
mempublikasikan penelitiannya tentang kemampuan serat optik dalam
mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya dengan
menggunakan serat kaca yang sangat murni. Dari penemuan ini, kemudian para
peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan serat kaca
tersebut.
- 1970 Ilmuwan Corning Glass
Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan
penemuan serat optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao
dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan
silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari
20 decibels per kilometer, yang
selanjutnya pada 1972, tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya
hanya 4 decibels per kilometer. Dan juga pada tahun 1970, Morton Panish
dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical
Institute dari Leningrad, mendemontrasikan laser semikonduktor yang dapat
dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut
merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik.
- 1973 John
MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan
proses pengendapan uap kimia ke bentuk ultratransparent
glass yang kemudian menghasilkan serat optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil dan
diproduksi secara masal.
- 1975 Insinyur
pada Laser Diode Labs mengembangkan Laser Semikonduktor, laser
komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar.
- 1977 Perusahaan telepon memulai
penggunaan serat optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia,
California, yang menggunakan transmisi LED. Bell Labs mendirikan sambungan yang
sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah
yang menghubungkan 2 switching station.
- 1980 Industri
serat optik benar-benar sudah berkibar, sambungan serat optik telah ada di
kota kota besar di Amerika, AT&T mengumumkan
akan menginstal jaringan serat optik yang menghubungkan kota kota antara
Boston dan Washington D.C., kemudian dua tahun kemudian MCImengumumkan untuk melakukan hal yang
sama. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL mulai memainkan
peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.
- 1987 David Payne
dari Universitas Southampton memperkenalkan optical
amplifiers yang dikotori (dopped) oleh elemen erbium, yang mampu
menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke
dalam energi listrik.
- 1988 Kabel Translantic yang pertama
menggunakan serat kaca yang sangat transparan, dan hanya memerlukan repeater untuk
setiap 40 mil.
- 1991 Emmanuel
Desurvire dari Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari
Universitas Southampton mendemontrasikan optical amplifiersyang
terintegrasi dengan kabel serat optik tersebut. Dengan keuntungannya
adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel dengan
penguat elektronik (electronic amplifier).
- 1996 TPC-5
merupakan jenis kabel serat optik yang pertama menggunakan penguat optik.
Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke
Guam, Hawaii, dan
Miyazaki, Jepang, dan kembali ke
Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon.
- 1997 Serat optik
menghubungkan seluruh dunia, Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia
yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.
Sistem
Komunikasi Serat Optik (SKSO)
Berdasarkan
penggunaannya maka SKSO dibagi atas beberapa generasi yaitu :
Generasi
pertama (mulai 1975)
Sistem masih sederhana dan menjadi dasar
bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding :
mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah
sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang
0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang
repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan
receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa
fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal
suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal
gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan
diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978
dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.
Generasi kedua
(mulai 1981)
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran
teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat
sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga
diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm.
Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100
Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.
Generasi
ketiga (mulai 1982)
Terjadi penyempurnaan pembuatan serat
silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian
bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang
gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan
kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.
Generasi
keempat (mulai 1984)
Dimulainya riset dan pengembangan sistem
koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi
frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat
dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut
membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem
deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena
teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal.
Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju
pesat pada masa-masa yang akan datang.
Generasi
kelima (mulai 1989)
Pada generasi ini dikembangkan suatu
penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi
sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP
(panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er)
di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di
dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada
sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan
serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated
emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali
oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini
terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal
gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya
seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas
transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400
Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50
ribu Gb.km/s.
Generasi
keenam
Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer
memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri
dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang
gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya.
Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen
yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan
informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division
multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5
saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran
dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika digunakan multiplexing
polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda.
Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Cara kerja sistem soliton ini adalah efek
Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan
laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga
batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga
soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat
menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan
dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi
serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati
ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan
tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21
mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.
Secara garis besar fiber optic memiliki 3 struktur dasar
yaitu:
- Core
(inti)
Berfungsi untuk menetukan cahaya merambat dari satu ujung ke ujung lainnya. Terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas sangat tinggi, merupakan bagian utama dari fiber optic karena perambatan cahaya terjadi disini. Diameternya adalah 10 µm – 50 µm, ukuran core sangat mempengaruhi fiber optic. - Cladding
(lapisan)
Berfungsi sebagai cermin, yakni memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Terbuat dari gelas dengan indeks bias lebih kecil dari core, merupakan selubung dari core, sangat mempengaruhi besarnya sudut kritis. - Coating
(jaket)
Berfungsi sebagai pelidung mekanis dan tempat kode warna. Terbuat dari bahan plastik, berfungsi untuk melindungi serat optik dar kerusakan.
Sistem transmisi fiber optic memiliki tiga komponen utama,
yaitu sumber optik, media transmisi dan detector. Pada pengiriman informasi ini
pulsa cahaya menyatakan logika 1 bila ada pulsa cahaya dan bila tidak ada pulsa
cahaya berarti logika 0 (seperti logika listrik pada umumnya). Pada media
transmisinya menggunakan serat optik yang sangat halus, dimana jika ada cahaya
yang jatuh, detector akan mengubah cahaya tersebut menjadi sinyal listrik. Pada
bagian ujung penerima optik terdiri dari fotodioda, yang menghasilkan pulsa
listrik bila dikenai cahaya. Waktu respon yang dimiliki oleh fotodioda adalah 1
ndetik, yang membatasi laju data menjadi sekitar 1 Gbps.
Kelebihan Serat
Optik
- Lebar jalur besar dan kemampuan dalam
membawa banyak data, dapat memuat kapasitas
informasi yang sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa
pengulangan
- Biaya pemasangan dan pengoperasian
yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih tinggi
- Ukuran kecil dan ringan, sehingga
hemat pemakaian ruang
- Imun, kekebalan
terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio
- Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
- Tidak berkarat
Kabel Serat Optik
Secara
garis besar kabel serat optik terdiri dari 2 bagian utama,
yaitu cladding dan core. Cladding adalah
selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari
pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar
dari core kembali kedalam core lagi.
Dalam
aplikasinya serat optik biasanya diselubungi oleh lapisan resin yang
disebut dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat menambah kekuatan untuk kabel serat
optik, walaupun tidak memberikan peningkatan terhadap sifat gelombang pandu
optik pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan
mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari selubung
inti. Serta hal ini dapat juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang mungkin terjadi.
Pembagian serat
optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan
mode yang dirambatkan:
- Single mode : serat optik dengan inti (core)
yang sangat kecil (biasanya sekitar 8,3 mikron), diameter intinya sangat
sempit mendekati panjang gelombang sehingga
cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding selongsong
(cladding). Bahagian inti serat optik single-mode terbuat dari
bahan kaca silika (SiO2)
dengan sejumlah kecil kaca Germania (GeO2) untuk meningkatkan indeks biasnya.
Untuk mendapatkan performa yang baik pada kabel ini, biasanya untuk ukuran
selongsongnya adalah sekitar 15 kali dari ukuran inti (sekitar 125
mikron). Kabel untuk jenis ini paling mahal, tetapi memiliki pelemahan
(kurang dari 0.35dB per kilometer), sehingga memungkinkan kecepatan yang
sangat tinggi dari jarak yang sangat jauh. Standar terbaru untuk kabel ini
adalah ITU-T G.652D, dan G.657.
- Multi mode : serat optik dengan diameter
core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul
di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari
serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan
indeks bias core:
- Step indeks : pada serat optik step indeks, core
memiliki indeks bias yang homogen.
- Graded
indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah
cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai
indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk
membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi
dapat diminimalkan.
Pelemahan
Pelemahan (Attenuation) cahaya sangat
penting diketahui terutama dalam merancang sistem telekomunikasi serat optik
itu sendiri. Pelemahan cahaya dalam serat optik adalah adanya penurunan
rata-rata daya optik pada kabel serat optik, biasanya diekspresikan dalam decibel (dB) tanpa tanda negatif. Berikut ini beberapa
hal yang menyumbang kepada pelemahan cahaya pada serat optik:
- Penyerapan (Absorption)
Kehilangan cahaya yang disebabkan adanya kotoran dalam serat optik. - Penyebaran (Scattering)
- Kehilangan radiasi (radiative losses)
Reliabilitas
dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit error rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan
data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser
yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan
menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan
BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama
dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.
Kode warna pada
kabel serat optik
Selubung luar
Dalam standarisasinya kode warna dari
selubung luar (jacket) kabel serat optik jenis Patch Cord adalah
sebagai berikut:
Warna selubung luar/jacket
|
Artinya
|
Kuning
|
serat optik single-mode
|
Oren
|
serat optik multi-mode
|
Aqua
|
Optimal laser 10 giga 50/125 mikrometer serat optik
multi-mode
|
Abu-Abu
|
Kode warna serat optik multi-mode, yang tidak digunakan
lagi
|
Biru
|
Kadang masih digunakan dalam model perancangan
|
Konektor
Pada kabel serat optik, sambungan ujung
terminal atau disebut juga konektor, biasanya memiliki tipe standar seperti
berikut:
- FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel
single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel
dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat
ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke
perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
- SC (Subsciber Connector): digunakan untuk
kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak
terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya
baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
- ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet
berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik
untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik
dipasang maupun dicabut.
- Biconic: Salah satu konektor yang kali
pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang
digunakan.
- D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya
berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
- SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari
konektor ST yang sama-sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun
seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak
berkembang lagi penggunaannya.
- E200
Selanjutnya
jenis-jenis konektor tipe kecil:
- LC
- SMU
- SC-DC
Selain itu pada konektor tersebut biasanya
menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai berikut:
Warna Konektor
|
Arti
|
Keterangan
|
|
Biru
|
Physical Contact (PC), 0°
|
yang paling umum digunkan untuk serat optik single-mode.
|
|
Hijau
|
Angle Polished (APC), 8°
|
sudah tidak digunakan lagi untuk serat optik multi-mode
|
|
Hitam
|
Physical Contact (PC), 0°
|
||
Abu-abu,
|
Krem
|
Physical Contact (PC), 0°
|
serat optik multi-mode
|
Putih
|
Physical Contact (PC), 0°
|
||
Merah
|
Penggunaan khusus
|
||
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar